5 Desember 2019 Saat itu

Aku terharu....
Ketika dirimu datang ke rumah dengan membawa titipanku dari Pare....
Aku mencoba untuk mengajak ngobrol ke dalam rumah, namun dirimu tak mau....Padahal aku telah menyiapkan segala hal untukmu.... "Aku salah akan tidak memaksamu sedikit untuk masuk ke dalam rumah"
Pada akhirnya aku menunjuk sebuah pos kecil di depan rumah. Sebuah pos yang biasanya aku pakai untuk nongskrong dengan teman-teman IPM GSI.
Kala itu...
Aku mencoba untuk memulai pembicaraan dengan kata "Aku minta maaf ya mas". 
Saat itu dirimu hanya tersenyum dan tertawa kecil seakan-akan tak ada kesalahan yang aku perbuat. Karena yang aku rasa, aku banyak salah, tapi dia selama ini diam seribu diam.

Disitulah aku memulai pembicaraan,. Mengklarifikasi atas informasi yang telah kuperoleh selama ini atas sikapku selama 2 tahun yang lalu.

Pembicaraan pun dimulai....
Aku memulai menceritakan hal-hal yang selama ini bikin aku ngganjel. Dengan lantunan cerita yang aku sampaikan, membawaku hingga meneteskan air mata,. Karena aku menyadari betapa bodohnya aku dahulu atas ketidaksengajaan terhadap respectku ke dia. Aku menyadari bahwa dahulunya aku belum mengenal ikatan merah maroon,. Aku dahulu bodoh akan lingkungan sosial, bodoh akan perkenalan kepada cowok, aku bodoh akan menghadapi masalah, Aw, rasanya bukan Ruli yang sekarang deh. Walau kadang sifat pemaluku masih sering muncul tiba-tiba. Fitrah perempuan, bukan?

AKU BOHONG PADA DIRIKU, YESS..
Aku akui,...
Ketika dirimu menceritakan bahwa aku tak apa ga datang ke nikahannya, karena jauh...
Dengan mudahnya aku bicara dengan sependengar informasi yang aku terima...

HALOO, RUL, KAMU MASIH CINTA DENGANNYA KAN??

Ya Tuhan, mengapa mulut ini mudah mengatakan, padahal aku cemburu dengannya....

PLEASE RUL, BERDAMAILAH....

TAMPAR KERAS UNTUK DIRIKU, YA AKU- AKU BODOHH.. AKU BOHONG.....BOHONG DENGAN PERASAANKU... AKU MASIH ADA RASA DENGANNYA...

(kalimat besar ini hanya sekedar tulisan, bukan sedang marah,)

Kamu menceritakan ngalur ngidul.... Bahkan aku tak menemukan jawaban atas pertanyaanku selama ini, bahkan ketika pertanyaanku yang aku ajukan ketika masih di Pare. "menghilang?"

Ya, memang aku menanyakan hal itu kepadamu tidak secara gamblang, but aku menanyakan kepadamu dengan menyelipkan bahasan lain. But kamu selalu memberikan tanda senyum kepadaku saja. 


Aku tak tau harus nangkep pembicaraannya darimana... 

Ketika dia ingin mengakhiri pembicaraan, aku mau memanggil ibuku supaya kamu bisa pamitan dengan ibuku. But, kamu berlagu seakan tak mau. 

Aku tak memaksa. But aku menyesal, tak memaksamu untuk menungguku untuk memnaggilkan ibuku segera keluar dan bertemu denganmu....

Diakhir ketika kamu mau naik motor Revo berwarna biru....
Aku, berbicara " doakan aku mas, in sya Allah akhir tahun mau...... ". Kamu menyela, "nikah?". Aku tertampar. WHY? 
Aku terbesit, bahas nikah-nikah terus ke aku, tapi dirimu menghilang gitu aja dari aku.

And, aku hanya mengatakan " aku mau umroh".

Namun tanggapanmu biasa aja........

Aku baru menyadari ketika masuk rumah, "maybe dia ngode lagi??" dalam benakku.

YA TUHAN...... KENAPA JADI BEGINI???







Komentar

Postingan populer dari blog ini

IPM" PD IPM Surabaya"

Menjaga Itu....